Trump mengancam pengeboman Iran jika tidak membuat kesepakatan nuklir. Pernyataan tersebut terlontarkan Trump sejak Iran menolak negosiasi langsung dengan Washington minggu lalu.
“Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman,” kata Trump dalam sebuah wawancara telepon, Senin (31/3)
“Ini akan menjadi pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” ungkapnya.
“Ada kemungkinan bahwa jika mereka tidak membuat kesepakatan, saya akan mengenakan tarif sekunder pada mereka seperti yang saya lakukan empat tahun lalu,” tegas Trump.
Sementara, Iran mengirimkan tanggapan melalui Oman atas surat dari Trump yang mendesak Teheran untuk mencapai kesepakatan nuklir baru. Menteri luar negeri Teheran mengatakan bahwa kebijakannya adalah untuk tidak terlibat dalam negosiasi langsung dengan Amerika Serikat saat berada di bawah kampanye tekanan maksimum dan ancaman militernya.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kebijakan tersebut pada hari Minggu.
“Perundingan AS telah tolak, tetapi Iran selalu terlibat, Pemimpin Tertinggi telah menekankan bahwa perundingan tidak langsung masih bisa terlanjutkan,”
Trump juga mengancam apa yang disebut tarif sekunder, yang memengaruhi pembeli barang-barang suatu negara, baik Rusia maupun Iran. Ia menandatangani sebuah perintah eksekutif minggu lalu yang mengesahkan tarif-tarif semacam itu untuk para pembeli minyak Venezuela.
Hingga saat ini, Trump belum dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai potensi tarif tersebut.
Pada masa jabatannya yang pertama tahun 2017 hingga 2021, Trump menarik AS dari kesepakatan tahun 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang memberikan batasan ketat terhadap aktivitas nuklir Teheran yang sengketakan dengan imbalan keringanan sanksi.