Industri otomotif Indonesia tengah mengalami guncangan. Data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil pada bulan April 2025 hanya mencapai 59.000 unit.
merupakan penurunan lebih dari 28% bandingkan bulan sebelumnya, dan lebih dari 35% bandingkan April tahun lalu.
Apa Penyebab Penurunan Ini?
Kondisi Ekonomi yang Melemah
Tingkat inflasi yang tinggi dan pelemahan daya beli masyarakat menjadi penyebab utama. Kenaikan harga kebutuhan pokok membuat konsumen menunda pembelian barang mahal seperti mobil.
Kebijakan Kredit yang Lebih Ketat
Bank dan lembaga pembiayaan kini menerapkan standar yang lebih ketat dalam pemberian kredit kendaraan bermotor. Tingginya suku bunga membuat cicilan mobil terasa semakin berat di kantong.
Persaingan Kendaraan Listrik
Pertumbuhan minat terhadap kendaraan listrik (EV) turut memengaruhi penjualan mobil konvensional. Banyak konsumen memilih untuk menunggu kejelasan insentif dan infrastruktur EV sebelum membeli mobil baru.
Momentum Lebaran yang Tidak Berdampak
Biasanya, menjelang Lebaran menjadi puncak penjualan mobil. Namun tahun ini, tren tersebut tidak terlihat. Hal ini mengejutkan banyak pelaku industri yang berharap pada peningkatan penjualan musiman.
Penurunan drastis ini tak hanya berdampak pada produsen, tapi juga:
- Dealer kendaraan yang mengalami overstock dan penurunan omzet
- Industri pembiayaan yang kehilangan potensi nasabah baru
- Pekerja sektor otomotif yang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK)
- Penerimaan negara dari sektor pajak kendaraan bermotor yang ikut tergerus
Pelaku industri berharap adanya stimulus dari pemerintah untuk menggenjot kembali daya beli, termasuk potensi insentif untuk mobil ramah lingkungan dan pelonggaran kebijakan kredit. Selain itu, peluncuran model-model baru di semester kedua 2025 juga diharapkan bisa membangkitkan minat pasar.