Pada Juni 2025, langit di atas Iran dan Israel terlihat kosong dari lalu lintas pesawat komersial. Peningkatan ketegangan antara kedua negara memicu kekhawatiran keselamatan penerbangan, sehingga banyak maskapai memilih mengalihkan rute atau membatalkan penerbangan.
Beberapa maskapai besar seperti Lufthansa, Emirates, dan Singapore Airlines telah mengumumkan perubahan rute untuk menghindari wilayah konflik. Langkah ini terambil setelah peringatan dari otoritas penerbangan global, termasuk ICAO (International Civil Aviation Organization) dan FAA (Federal Aviation Administration).
Dampak pada Penerbangan Internasional
- Penerbangan Eropa-Asia Dipaksa Memutar
- Rute yang biasanya melintasi Iran atau Israel kini harus mengambil jalur lebih panjang, seperti melalui Turki atau Arab Saudi.
- Waktu tempuh bertambah 1-2 jam, meningkatkan biaya operasional maskapai.
- Penerbangan Kargo Juga Terpengaruh
- Maskapai kargo seperti FedEx dan DHL mengalihkan pengiriman melalui rute alternatif, berpotensi menunda pengiriman barang.
- Tiket Penerbangan Naik
- Kenaikan biaya bahan bakar dan waktu tempuh bisa memicu kenaikan harga tiket, terutama untuk rute Timur Tengah-Eropa.
Respons Otoritas Penerbangan
- Iran dan Israel menutup sebagian wilayah udaranya untuk penerbangan sipil.
- Eurocontrol memantau pergerakan pesawat di kawasan Eropa dan Timur Tengah secara ketat.
- Maskapai Timur Tengah (Qatar Airways, Etihad) lebih memilih rute aman melalui Laut Merah.
Apa yang Harus Dilakukan Penumpang?
- Cek jadwal penerbangan terbaru karena banyak perubahan mendadak.
- Waspadai potensi delay atau pembatalan penerbangan.
- Pertimbangkan asuransi perjalanan yang mencakup gangguan akibat konflik.
Masa Depan Penerbangan di Kawasan Ini
Jika ketegangan mereda, rute udara bisa kembali normal. Namun, jika konflik berkepanjangan, maskapai mungkin harus menetapkan rute alternatif permanen, mengubah peta penerbangan global.
Langit Iran-Israel yang kosong dari lalu lintas pesawat mencerminkan dampak geopolitik pada industri penerbangan. Penumpang dan maskapai harus beradaptasi dengan ketidakpastian ini sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.