Menurunkan berat badan adalah tujuan banyak orang, dan dua metode populer yang sering dalam perdebatkan adalah diet puasa (intermittent fasting) dan menghitung kalori (calorie counting). Keduanya memiliki prinsip berbeda, tetapi sama-sama bertujuan menciptakan defisit kalori. Lalu, mana yang lebih efektif? Mari kita bahas lebih dalam!
1. Apa Itu Diet Puasa (Intermittent Fasting)?
Diet puasa atau intermittent fasting (IF) adalah pola makan yang mengatur jendela waktu makan dan puasa. Beberapa metode IF yang populer:
- 16/8: Puasa 16 jam, makan dalam 8 jam.
- 5:2: Makan normal 5 hari, asupan sangat rendah kalori (500-600 kcal) 2 hari.
- Eat-Stop-Eat: Puasa 24 jam 1-2 kali seminggu.
2. Apa Itu Menghitung Kalori?
Kelebihan Menghitung Kalori:
Menghitung kalori adalah metode tradisional dengan memantau asupan kalori harian untuk memastikan defisit energi (kalori masuk < kalori keluar).
Contohnya, jika makanan mengandung 20 gram protein, 35 gram karbohidrat, dan 15 gram lemak, maka perhitungannya adalah:
- Protein: 20 gram x 4 = 80 kalori
- Karbohidrat: 35 gram x 4 = 140 kalori
- Lemak: 15 gram x 9 = 135 kalori
- Total kalori: 80 + 140 + 135 = 355 kalori
Baik diet puasa maupun hitung kalori bisa efektif menurunkan berat badan jika dilakukan dengan konsisten. Diet puasa lebih tentang “kapan makan”, sedangkan hitung kalori tentang “berapa banyak makan”. Pilih yang sesuai dengan gaya hidup dan preferensi Anda!