Mei 2025 menjadi bulan yang mengejutkan bagi industri penerbangan global. Boeing, raksasa kedirgantaraan asal Amerika Serikat, kembali mencetak rekor pemesanan senilai miliaran dolar.
lonjakan ini tak lepas dari peran mantan Presiden AS, Donald Trump, turut mendorong kebijakan yang menguntungkan sektor pertahanan dan kedirgantaraan.
Setelah memenangkan pengaruh kuat dalam Partai Republik dan mendukung sejumlah legislator pro-militer, Trump berhasil meloloskan paket stimulus pertahanan di Kongres AS. Akibatnya, kontrak-kontrak jumbo langsung mengalir ke produsen seperti Boeing, Lockheed Martin, dan Raytheon.
kontrak terbesar terumumkan pada awal Mei adalah pemesanan pesawat militer baru untuk Angkatan Udara AS senilai lebih dari $20 miliar.
Di sektor sipil, Boeing juga mendapatkan dorongan. Pemerintahan transisi di AS memberikan insentif tambahan bagi maskapai domestik untuk memperbarui armadanya menggunakan pesawat buatan dalam negeri, sebagai bagian dari program “America First, Fly First”. Hasilnya, Boeing mencetak pemesanan baru untuk 737 MAX dan 787 Dreamliner.
Meski tidak lagi menjabat sebagai presiden, pengaruh Trump dalam kebijakan ekonomi dan pertahanan masih terasa kuat. Sikapnya yang mendukung industri domestik dan memperbesar anggaran militer menciptakan iklim yang sangat kondusif bagi perusahaan-perusahaan seperti Boeing. Beberapa analis bahkan menyebut fenomena ini sebagai “Trump Effect 2.0”
Menurut analis di JP Morgan Aerospace Division, “Kebijakan Trump yang condong pada proteksionisme dan kekuatan militer menciptakan peluang pertumbuhan jangka panjang bagi Boeing. Meskipun kontroversial, pendekatan ini ternyata efektif dari sisi ekonomi industri pertahanan.”
Namun, euforia ini tidak tanpa risiko. Ketergantungan pada kebijakan politik dapat menjadi pedang bermata dua. Jika terjadi perubahan rezim atau kebijakan luar negeri AS bergeser secara drastis, Boeing bisa kehilangan momentum. Selain itu, pengawasan ketat dari lembaga internasional terkait ekspor senjata dan teknologi militer juga bisa menimbulkan hambatan baru.